Asma'ul Husna








“Dialah Allah yang Maha tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Raja, Yang Maha Suci, Yang Mahasejahtera, Yang Maha terpecaya, Yang Maha memelihara, Yang Maha perkasa, Yang Maha berkehendak, Yang Maha megah Pemilik segala keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”(QS al Hasyr: 23)

Sebaik-baiknya kita memelihara sesuatu, tentu ada lengahnya. Sekuat-kuat manusia menjaga sesuatu, tentu ada lemahnya. Sesayang apapun orangtua pada anaknya, kasih sayang Allah pada mahluknya jauh lebih sempurna. Jika kasih sayang orangtua pada anaknya, kadang bisa membuat lemah. Tapi kasih sayang Allah pada hamba-Nya, tentu akan membuatnya lebih kuat dan tegar.

Karena Dia adalah Mahapelindung dan penjaga. Dia memelihara seluruh makhluknya. Yang terbang di langit, yang melata di bumi, yang menyelam di air, bahkan yang berada di dalam tanah. Tak satupun yang luput dari pemeliharaan-Nya. Sebab dia adalah al Muhaimin, Yang Mahamemelihara.

Tak satupun dari hamba-Nya yang tak mendapatkan rezeki dari-Nya. Tak satupun dari makhluknya yang tak mendapat karunia dari-Nya. Karena Dia Maha memelihara.

Jika kita tak mampu memelihara sesuatu, sebutlah nama-Nya, karena Dia Maha memelihara dan tak ada yang lebih baik dari-Nya dalam memelihara. Jika kita tak sanggup mengatasi sesuatu, dzikirkan nama-Nya, maka atas izin-Nya tak ada yang tak mampu terlaksana.

Dia yang menciptakan. Dia yang menghidupkan. Dia pula yang menjaga. Dia pula yang memelihara. Dia akan melindungi. Dia akan menjaga.

Betapa merugi orang-orang yang melupakan-Nya. Betapa rugi manusia yang tak melibatkan-Nya dalam segala peristiwa. Sebab dari Dialah awal, dan pada-Nya semua berakhir. Wahai jiwa yang lalai, sebut-sebutlah nama-Nya, al Muhaimin. Karena Dia Maha memelihara, dan betapa nikmat dalam peliharaan-Nya.

MENSUCIKAN JIWA ( Tazkiatun Nafs)




SEGALA puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dzat, yang kepada-Nya seluruh alam Bertasbih dan Bersujud. Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Muhammad saw, pembawa risalah Allah, yang mengorbankan seluruh waktunya semata-mata untuk berjuang di jalan-Nya. Juga kepada para keluarga dan sahabatnya. Allah Berfirman:

"Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikankamu dan mengajarkan al-Kitab dan hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. " (al-Baqarah: 151)

Membaca ayat di atas, jelas bahwa mensucikan jiwa adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan seorang manusia. Jiwa yang bersih akan menghasilkan perilaku yang bersih pula, karena jiwalah yang menentukan suatu perbuatan itu baik atau buruk. karena di dalam jiwa itu telah ditanamkan dua jalan yakni ketaqwaan dan kefasikan. sebagaimana jelaskan dalam surah Asy Syams

"Dan jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Asy-Syams: 7-10)

Makna tazkiyatun-nafs secara istilah adalah penyucian jiwa dari segala penyakit dan cacat, merealisasikan berbagai maqam kepadanya, dan menjadikan asma' dan shifat sebagai akhlaqnya. Jiwa dapat menjadi suci apabila kita melakukan berbagai ibadah (misalnya shalat, infaq, puasa, haji, dzikir, dan tilawah al-Qur'an) dengan sesempurna mungkin dan memadai.

Semoga Allah menganugerahkan semangat kepada kita untuk selalu nasihat-menasihati dan berjihad di jalan Allah dengan ikhlas seperti Rasul-Rosul dan para sahabat terdahulu dalam memperjuangkan kebenaran yang hakiki.

Amin